Enam tahun kemudian, pabrik pertama didirikan di tengah perkebunan karet di area Kalibata, Jakarta Selatan. Pada 1994 Bata membangun pabrik terbesar di Purwakarta. Sedangkan pabrik Bata di Kalibata saat ini sudah tidak ada.
Bata selama ini dikenal sebagai produsen sepatu sekolah dan sepatu pria dan perempuan dewasa. Bisnis perusahaan juga membawahi beberapa merek lainnya yakni Marie Claire, Comfit, Power, Bubblegummers, North Star, B-First, and Weinbrenner.
Di dunia, Bata mengoperasikan 27 fasilitas produksi di 20 negara dengan penjualan di 5.000 toko retail di lebih dari 90 negara. Namun di Indonesia, perusahaan mengalami kerugian. Pada 2021, perusahaan tersebut juga pernah mengumumkan penutupan 50 toko selama pandemi Covid-19.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan per 31 Desember 2023, BATA mencatat rugi tahun berjalan sebesar Rp 190.5 miliar, dibanding tahun sebelumnya yang hanya Rp 106.1 miliar. Sementara itu, penjualan neto BATA tercatat Rp 609,61 miliar pada 2023 atau turun dibandingkan tahun sebelumnya yakni Rp 643,45 miliar. Dalam laporan keterbukaan informasi, manajemen mengungkap, kerugian perusahaan telah terjadi selama empat tahun sejak pandemi.
Di bursa efek, PT. Sepatu Bata, Tbk. terdaftar sejak 24 Maret 1982. Berdasarkan data perdagangan Jumat, 3 Mei 2024, harga saham emiten BATA naik 1,06 persen ke level Rp 95. Pada 2024 saham bergerak bervariasi namun secara tahunan mengalami penurunan signifikan dibanding 5 Mei 2023 yang sempat menyentuh harga Rp 595.