Daily Trend - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kementerian Kominfo) bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) telah menyelenggarakan seminar daring dengan tema Literasi Digital: “Waspada Pinjaman Online”.
Seminar ini diselenggarakan pada hari Rabu, 13 Maret 2024 melalui platform Zoom meeting. Terdapat empat narasumber yang mumpuni di bidangnya sebagai pembicara, yaitu Bapak Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari yang merupakan seorang Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Bapak Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc., sebagai Dirjen Aplikasi Informatika (APTIKA) Kementerian Kominfo RI, Bapak Anang Wahyudianto, S.Pd., yang merupakan seorang pegiat UMKM Bakoel Kertas, serta Bapak Dio Aditya Murtianto sebagai Branch Manager Bank BSI Pabelan.
Seminar ini merupakan dukungan Kemenkominfo terhadap Program Literasi Digital yang melibatkan berbagai elemen masyarakat. Seminar Ngobrol Bareng Legislator memiliki beberapa tujuan, di antaranya yaitu untuk mendorong masyarakat supaya mengoptimalkan pemanfaatan internet sebagai sarana edukasi; memberdayakan masyarakat agar dapat memilah dan memilih informasi yang dibutuhkan dan bermanfaat; memberikan informasi yang lengkap kepada masyarakat terkait pembangunan Infrastruktur TIK yang dilakukan oleh pemerintah, khususnya oleh APTIKA; mendorong dan memotivasi peran orang tua dalam pendampingan pembelajaran di masa pandemi; serta mewujudkan jaringan informasi serta media komunikasi dua arah antara masyarakat dengan masyarakat maupun dengan pihak lainnya. Seminar ini terdiri dari beberapa sesi, yaitu sesi pembukaan, pemaparan materi, sesi tanya jawab, dan sesi penutup.
Seminar dimulai pada pukul 13.00 WIB yang diawali oleh hiburan band pada 15 menit sebelumnya. Kemudian, ditampilkan pula video-video yang berkaitan dengan literasi digital. Seminar dibuka oleh seorang Master of Ceremony (MC) dengan menyapa para narasumber yang akan memberi paparan materi kepada seluruh peserta. Saat memasuki sesi pemaparan materi, MC menyerahkan acara kepada moderator untuk memandu sesi paparan dan sesi diskusi. Sesi pemaparan materi diawali oleh Bapak Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari.
Pak Kharis menyampaikan bahwa pada zaman sebelum sekarang, apabila ingin melakukan pinjaman, kita perlu datang ke tempat peminjam serta ditanyakan hal-hal detail. Namun saat ini, dengan beredarnya pinjaman online, beberapa persyaratan dihilangkan, seperti tanpa perlu mendatangi lokasi pemberi pinjaman, beberapa dokumen tidak diperlukan.
Beliau berpendapat bahwa di satu sisi, hal ini memudahkan, namun juga berisiko, baik bagi pemberi pinjaman maupun khususnya pihak peminjam, seperti didatangi langsung oleh debt collector, data pribadi tersebar, dan lain-lain. “Maka dari itu, baiknya, kita hindari pinjaman-pinjaman online dan jangan mudah tergiur dengan kemudahan-kemudahan yang diberikan dalam pinjaman online.”, pesan Pak Kharis. Beliau menambahkan, apabila memang membutuhkan pinjaman online, perlu diperhatikan dengan detail terkait syarat dan ketentuan serta perhitungan keuangan kita.
Seminar dilanjutkan dengan sambutan oleh Bapak Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc., yang menjabat sebagai Dirjen Aplikasi dan Informatika (APTIKA) Kementerian Kominfo RI melalui tampilan video. Dalam video tersebut, beliau yang akrab dipanggil Bapak Semmy menjelaskan bahwa memasuki tahun 2024, perwujudan Indonesia Digital Nation tetap menjadi salah satu prioritas utama guna mewujudkan Indonesia yang makin digital dan maju. Kemenkominfo melalui Dirjen APTIKA terus berkomitmen dalam menyelenggarakan berbagai inisiatif dan program peningkatan literasi digital, guna mendukung upaya transformasi digital yang inklusif, memberdayakan, serta berkelanjutan.
Beliau menyampaikan bahwa upaya transformasi digital ini perlu terus dilakukan untuk mendorong kemajuan perekonomian bangsa dan membuka berbagai peluang bagi masyarakat Indonesia, mengingat perkembangan teknologi digital saat ini telah mengubah cara kita bekerja, berusaha, dan menjalani kehidupan sehari-hari. “Atas dasar itulah yang mendorong kami untuk melakukan peningkatan kesadaran, pengetahuan, dan kecakapan digital yang ditujukan pada tiga sektor, yaitu masyarakat umum, pemerintahan, dan pendidikan, melalui berbagai program literasi digital.”, tambah Pak Semmy dalam sambutannya.
Pemaparan materi selanjutnya disampaikan oleh Bapak Anang Wahyudianto, S.Pd. Pada awal sesi pemaparan materinya, beliau menyebutkan munculnya pinjaman online dikarenakan kebutuhan dan gaya hidup. Sehingga, di satu sisi, pinjaman online dapat menjadi penolong, namun juga dapat menjadi penjerat. Beliau menambahkan,
pinjaman online dikatakan sebagai penolong karena kemudahan yang diberikan ketika melakukan pinjaman, seperti administrasi yang sederhana dan kecepatan disetujui.
Sedangkan, dikatakan sebagai penjerat karena pinjaman online umumnya menawarkan bunga sebanyak 0.8%, yang mana hal ini tergolong cukup besar untuk dibebankan perhari. Pak Anang berpesan kepada para peserta, “Saat ingin melakukan pinjaman online, kita juga perlu melihat-lihat lembaga penyedia pinjaman online, karena masih banyak penyedia pinjaman online yang ilegal atau belum terdaftar pada OJK (Otoritas Jasa Keuangan).”. Selain itu, beliau juga berpesan bahwa kita harus bijak ketika ingin melakukan pinjaman online, perlu perhitungan dengan baik dan matang.
Bapak Dio Aditya Murtianto menjadi pemateri terakhir yang memaparkan materinya. Beliau menyebutkan bahwa pinjaman online saat ini muncul paling banyak bukan karena kebutuhan, melainkan karena gaya hidup. Ketika seseorang merasa sangat memerlukan suatu barang atau benda dan tidak memiliki uang yang cukup, pinjaman online menjadi pilihan orang-orang saat ini. Pak Dio juga menjelaskan beberapa perbedaan pinjaman online legal dengan yang illegal, seperti pinjaman online legal tidak menggunakan saluran komunikasi pribadi, seperti SMS. Sebaliknya, pinjaman online ilegal menawarkan melalui SMS.
Selain itu, pinjaman online legal melibatkan proses seleksi sebelum memberikan pinjaman, tidak seperti yang ilegal, di mana mereka memiliki proses pemberian pinjaman yang sangat mudah. “Di era kemajuan teknologi saat ini, khususnya dalam Financial Technology, bijaklah dalam mengambil keputusan untuk menggunakan kemajuan teknologi tersebut, karena jangan sampai kita terjerumus pada keputusan-keputusan yang salah, sehingga kita terjebak dalam lubang yang lebih dalam lagi”, pesan Pak Dio kepada para peserta sebagai penutup.
Setelah paparan materi dari keempat narasumber, moderator membuka sesi tanya jawab. Para peserta sangat antusias dalam memberikan pertanyaan. Dari 150 peserta, terdapat lima pertanyaan yang terpilih. Sesi diskusi melalui tanya jawab berjalan interaktif antara narasumber dan peserta. Setelah selesai sesi diskusi, moderator mengembalikan acara kepada MC. Acara ditutup secara resmi oleh MC pada puku 15.00 WIB. Seminar ini diharapkan dapat menjadi sarana penambahan literasi digital bagi masyarakat sebagai dukungan kepada pemerintah mewujudkan transformasi digital Indonesia.