Literasi Keuangan Digital di Era Revolusi 4.0


Daily Trend - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kementerian Kominfo) bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) telah menyelenggarakan seminar daring dengan tema Literasi Digital: “Literasi Keuangan Digital di Era Revolusi 4.0”.

Seminar ini diselenggarakan pada hari Sabtu, 23 Maret 2024 melalui platform Zoom meeting. Terdapat empat narasumber yang mumpuni di bidangnya sebagai pembicara, yaitu Bapak Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari yang merupakan seorang Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Bapak Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc., sebagai Dirjen Aplikasi Informatika (APTIKA) Kementerian Kominfo RI, Bapak Giyanto, S.E., yang merupakan seorang Direktur PT. Hauna Perkasa Realty, serta Bapak Roby Tri W, S.Pd., CDS. CHC, sebagai ketua INDEKS FE UNJ
Seminar ini merupakan dukungan Kemenkominfo terhadap Program Literasi Digital yang melibatkan berbagai elemen masyarakat. Seminar Ngobrol Bareng Legislator memiliki beberapa tujuan, di antaranya yaitu untuk mendorong masyarakat supaya mengoptimalkan pemanfaatan internet sebagai sarana edukasi; memberdayakan masyarakat agar dapat memilah dan memilih informasi yang dibutuhkan dan bermanfaat; memberikan informasi yang lengkap kepada masyarakat terkait pembangunan Infrastruktur TIK yang dilakukan oleh pemerintah, khususnya oleh APTIKA; mendorong dan memotivasi peran orang tua dalam pendampingan pembelajaran di masa pandemi; serta mewujudkan jaringan informasi serta media komunikasi dua arah antara masyarakat dengan masyarakat maupun dengan pihak lainnya. Seminar ini terdiri dari beberapa sesi, yaitu sesi pembukaan, pemaparan materi, sesi tanya jawab, dan sesi penutup.

Seminar dimulai pada pukul 13.00 WIB yang diawali oleh hiburan band pada 15 menit sebelumnya. Kemudian, ditampilkan pula video-video yang berkaitan dengan literasi digital. Seminar dibuka oleh seorang Master of Ceremony (MC) dengan menyapa para narasumber yang akan memberi paparan materi kepada seluruh peserta. Saat memasuki sesi pemaparan materi, MC menyerahkan acara kepada moderator untuk memandu sesi paparan dan sesi diskusi. Sesi pemaparan materi diawali oleh Bapak Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari. 

Pak Kharis menyampaikan bahwa revolusi 4.0 ditandai dengan adanya aktivitas penggunaan internet, dalam hal ini, telah melahirkan banyak inovasi di berbagai bidang kehidupan manusia, utamanya dalam hal keuangan. “Pada masa sebelumnya, kita suka berbangga ketika kita memiliki dompet berisi uang banyak sehingga tebal, namun semakin kesini, hal tersebut tidak terlalu menarik lagi, yang penting seseorang memiliki saldo yang banyak.”, ucap Pak Kharis. Hal ini dikarenakan kemajuan teknologi yang semakin canggih. Beliau menambahkan bahwa sebelum-sebelumnya juga banyak bank berlomba-lomba memperbanyak kantor cabang, namun semakin kesini banyak yang mengurangi kantor cabang karena catatan transaksi nasabah tercatat lebih banyak melalui layanan online/digital. Selain itu, banyak kemudahan yang diberikan ketika kita menggunakan layanan transaksi digital, namun masih banyak terdapat beberapa risiko juga yang tetap harus kita waspadai dalam keuangan digital di era revolusi 4.0.

Seminar dilanjutkan dengan sambutan oleh Bapak Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc., yang menjabat sebagai Dirjen Aplikasi dan Informatika (APTIKA) Kementerian Kominfo RI melalui tampilan video. Dalam video tersebut, beliau yang akrab dipanggil Bapak Semmy menjelaskan bahwa memasuki tahun 2024, perwujudan Indonesia Digital Nation tetap menjadi salah satu prioritas utama guna mewujudkan Indonesia yang makin digital dan maju. Kemenkominfo melalui Dirjen APTIKA terus berkomitmen dalam menyelenggarakan berbagai inisiatif dan program peningkatan literasi digital, guna mendukung upaya transformasi digital yang inklusif, memberdayakan, serta berkelanjutan. Beliau menyampaikan bahwa upaya transformasi digital ini perlu terus dilakukan untuk mendorong kemajuan perekonomian bangsa dan membuka berbagai peluang bagi masyarakat Indonesia, mengingat perkembangan teknologi digital saat ini telah mengubah cara kita bekerja, berusaha, dan menjalani kehidupan sehari-hari. “Atas dasar itulah yang mendorong kami untuk melakukan peningkatan kesadaran, pengetahuan, dan kecakapan digital yang ditujukan pada tiga sektor, yaitu masyarakat umum, pemerintahan, dan pendidikan, melalui berbagai program literasi digital.”, tambah Pak Semmy dalam sambutannya.

Pemaparan materi selanjutnya disampaikan oleh Bapak Giyanto, S.E. Pada awal sesi pemaparan materinya, beliau menyebutkan data bahwa saat ini, kondisi literasi keuangan masyarakat Indonesia berdasarkan survei OJK 2022, masih di bawah 50% yaitu 49,68%. Pengetahuan, keterampilan dan keyakinan mempengaruhi sikap dan perilaku untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangan untuk mencapai kesejahteraan (Melek Platform Digital). Beliau menambahkan terkait beberapa risiko dalam keuangan digital, seperti terlilit pinjaman online, tertipu investasi bodong, penipuan via telepon, pencurian data pribadi, serta penyalahgunaan OTP sehingga mobile banking menjadi dibajak. “Literasi keuangan perlu kita tingkatkan agar segala risiko yang diiringi kemajuan teknologi dan zaman dapat kita hadapi dan kita terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.”, ucap Pak Giyanto sebagai penutup sesi materinya.

Bapak Roby Tri W, S.Pd., CDS. CHC menjadi pemateri terakhir yang memaparkan materinya. Beliau menyebutkan bahwa satu-persatu industri masuk radar disrupsi, termasuk dalam dunia keuangan, kita tidak perlu lagi membayar menggunakan uang tunai atau kartu ATM. Saat ini, muncul teknologi QRIS yang memudahkan pembayaran hanya dengan memindai kode QRIS penjual. Beliau menambahkan bahwa terdapat dampak revolusi industri 4.0 di sektor keuangan, seperti menciptakan peluang dan tantangan tersendiri, hingga teknologi dapat mengubah business models yang sudah ada pada institusi keuangan dan bermunculannya fintech baru. “Persaingan ekonomi saat ini lebih banyak kepada industri kreatif, namun tidak jauh lebih besar daripada industri seperti UKM (makanan, pakaian, dll). Jadi sebaiknya kita memilih berinvestasi pada industri yang jelas barangnya, dibandingkan investasi pada platform yang kita belum memahami bagaimana sistem dan teknisnya.”, ucap pak Roby di akhir sesinya.

Setelah paparan materi dari keempat narasumber, moderator membuka sesi tanya jawab. Para peserta sangat antusias dalam memberikan pertanyaan. Dari 150 peserta, terdapat dua pertanyaan yang terpilih. Sesi diskusi melalui tanya jawab berjalan interaktif antara narasumber dan peserta. Setelah selesai sesi diskusi, moderator mengembalikan acara kepada MC. Acara ditutup secara resmi oleh MC pada puku 15.00 WIB. Seminar ini diharapkan dapat menjadi sarana penambahan literasi digital bagi masyarakat sebagai dukungan kepada pemerintah mewujudkan transformasi digital Indonesia.


Previous Post Next Post