Daily Trend - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kementerian Kominfo) bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) telah menyelenggarakan seminar daring dengan tema Literasi Digital: “Guru Teladan, Mengembangkan Siswa Beretika”.
Seminar ini diselenggarak Siswa
da hari Minggu, 17 Maret 2024 melalui platform Zoom meeting. Terdapat empat narasumber yang mumpuni di bidangnya sebagai pembicara, yaitu Bapak Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari yang merupakan seorang Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Bapak Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc., sebagai Dirjen Aplikasi Informatika (APTIKA) Kementerian Kominfo RI, Bu Nurhayati, S.Pd.I., yang merupakan owner MAHIKA Consulting, serta Bu Muslihatun, S.Pd., sebagai sekretaris JSIT Kabupaten Sukoharjo.
Seminar ini merupakan dukungan Kemenkominfo terhadap Program Literasi Digital yang melibatkan berbagai elemen masyarakat. Seminar Ngobrol Bareng Legislator memiliki beberapa tujuan, di antaranya yaitu untuk mendorong masyarakat supaya mengoptimalkan pemanfaatan internet sebagai sarana edukasi; memberdayakan masyarakat agar dapat memilah dan memilih informasi yang dibutuhkan dan bermanfaat; memberikan informasi yang lengkap kepada masyarakat terkait pembangunan Infrastruktur TIK yang dilakukan oleh pemerintah, khususnya oleh APTIKA; mendorong dan memotivasi peran orang tua dalam pendampingan pembelajaran di masa pandemi; serta mewujudkan jaringan informasi serta media komunikasi dua arah antara masyarakat dengan masyarakat maupun dengan pihak lainnya. Seminar ini terdiri dari beberapa sesi, yaitu sesi pembukaan, pemaparan materi, sesi tanya jawab, dan sesi penutup.
Seminar dimulai pada pukul 13.00 WIB yang diawali oleh hiburan band pada 15 menit sebelumnya. Kemudian, ditampilkan pula video-video yang berkaitan dengan literasi digital. Seminar dibuka oleh seorang Master of Ceremony (MC) dengan menyapa para narasumber yang akan memberi paparan materi kepada seluruh peserta. Saat memasuki sesi pemaparan materi, MC menyerahkan acara kepada moderator untuk memandu sesi paparan dan sesi diskusi. Sesi pemaparan materi diawali oleh Bapak Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari.
Pak Kharis menyampaikan bahwa satu hal yang pasti diberikan guru kepada kita yaitu keteladanan, karena keteladanan guru merupakan kunci dari keberhasilan pendidikan yang diinginkan. “Melihat perkembangan sekarang ini, seringkali orang mengatakan bahwa etika siswa semakin berkurang. Tapi saya tidak sepakat. Tidak semua siswa mempunyai sikap seperti itu. Itu semua juga ditentukan oleh bagaimana guru dalam memberikan teladan kepada murid-muridnya.”, ucap Pak Kharis. Beliau percaya kalau guru-guru dalam mendidik anak muridnya diberikan keteladanan dan etika yang baik, pastilah mereka akan mengikuti apa yang dicontohkan oleh gurunya.
Seminar dilanjutkan dengan sambutan oleh Bapak Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc., yang menjabat sebagai Dirjen Aplikasi dan Informatika (APTIKA) Kementerian Kominfo RI melalui tampilan video. Dalam video tersebut, beliau yang akrab dipanggil Bapak Semmy menjelaskan bahwa memasuki tahun 2024, perwujudan Indonesia Digital Nation tetap menjadi salah satu prioritas utama guna mewujudkan Indonesia yang makin digital dan maju. Kemenkominfo melalui Dirjen APTIKA terus berkomitmen dalam menyelenggarakan berbagai inisiatif dan program peningkatan literasi digital, guna mendukung upaya transformasi digital yang inklusif, memberdayakan, serta berkelanjutan. Beliau menyampaikan bahwa upaya transformasi digital ini perlu terus dilakukan untuk mendorong kemajuan perekonomian bangsa dan membuka berbagai peluang bagi masyarakat Indonesia, mengingat perkembangan teknologi digital saat ini telah mengubah cara kita bekerja, berusaha, dan menjalani kehidupan sehari-hari. “Atas dasar itulah yang mendorong kami untuk melakukan peningkatan kesadaran, pengetahuan, dan kecakapan digital yang ditujukan pada tiga sektor, yaitu masyarakat umum, pemerintahan, dan pendidikan, melalui berbagai program literasi digital.”, tambah Pak Semmy dalam sambutannya.
Pemaparan materi selanjutnya disampaikan oleh Bu Nurhayati, S.Pd.I. Pada awal sesi pemaparan materinya, beliau menjelaskan bahwa guru sebagai learning agent (agen pembelajaran), yaitu guru berperan sebagai fasilitator, pemacu, motivator, pemberi inspirasi, dan perekaya pembelajaran bagi peserta didik. Beliau juga menyebutkan bahwa ada faktor internal dan eksternal yang membentuk etika pada siswa. Faktor internalnya yaitu pemahaman siswa tentang etika, sedangkan faktor eksternalnya yaitu pendidikan keluarga, pendidikan sekolah, kondisi lingkungan /
masyarakat, dan media sosial.
Bu Nurhayati menambahkan beberapa prinsip dalam penanaman etika, seperti harus bersumber dari nilai agama, kearifan lokal, dan nilai universal; kedisiplinan pada pembiasaan baik; konsisten; kerja sama dalam keterpaduan narasi; bertahap; dan fokus pada proses dengan tetap berorientasi pada hasil. “Tahapan pengembangan etika, yaitu keteladanan, pemahaman, dan pembiasaan. Itu semua menjadi tanggung jawab civitas akademika di sekolah, wali murid, dan masyarakat.”, sebut Bu Nurhayati
Bu Muslihatun, S.Pd., menjadi pemateri terakhir yang memaparkan materinya. Beliau menyebutkan bahwa guru sebagai teladan bagi peserta didik harus memiliki sikap dan kepribadian utuh yang dapat dijadikan tokoh panutan dan idola dalam seluruh segi kehidupannya.
Guru harus selalu berusaha memilih dan melakukan perbuatan yang positif agar mengangkat citra baik dan kewibawaannya, terutama di depan murid-muridnya. Sementara itu, etika siswa adalah perilaku yang baik yang mencerminkan ketinggian akhlak dan ketaatan terhadap norma-norma etik yang hidup dalam masyarakat. Beliau menambahkan bahwa Rasullullah Muhammad SAW merupakan guru bagi semua manusia di dunia dan sebagai contoh bagaimana menjadi guru teladan, seperti yang tercantum di QS Al-Ahzab ayat 21.
Beberapa kiat berikut dijelaskan oleh Bu Muslihatun terkait cara menjadi guru teladan untuk mengembangkan siswa yang beretika, seperti menjadi contoh yang baik bagi siswa, dalam semua aspek kehidupan, baik di dalam maupun luar kelas. Perlu juga untuk mengajarkan siswa tentang nilai-nilai etika yang penting, seperti kejujuran, integritas, tanggung jawab, kerja sama, dan empati. Hal yang tidak kalah pentingnya yaitu kolaborasi dengan orang tua dan masyarakat, dengan berkomunikasi tentang pentingnya pendidikan moral dan berpartisipasi dalam kegiatan yang mendukung pengembangan nilai-nilai etika di luar lingkungan sekolah. “Ada tanggung jawab yang besar bagi semua guru untuk membimbing dan mendidik siswa menjadi siswa yang beretika dan berakhlak mulia.”, ucap Bu Muslihatun sebagai penutup.
Setelah paparan materi dari keempat narasumber, moderator membuka sesi tanya jawab. Para peserta sangat antusias dalam memberikan pertanyaan. Dari 150 peserta, terdapat empat pertanyaan yang terpilih. Sesi diskusi melalui tanya jawab berjalan interaktif antara narasumber dan peserta. Setelah selesai sesi diskusi,
moderator mengembalikan acara kepada MC. Acara ditutup secara resmi oleh MC pada puku 15.00 WIB. Seminar ini diharapkan dapat menjadi sarana penambahan literasi digital bagi masyarakat sebagai dukungan kepada pemerintah mewujudkan transformasi digital Indonesia.