Pakar Meteorologi BRIN: Desember Ini Masih Puncak Kemarau, Meski Sempat Hujan

Daily Trend - Beberapa waktu terakhir, sejumlah warga kembali mengeluhkan cuaca panas menyengat. Walhasil, muncul pertanyaan mengapa cuaca masih terasa 'gerah' meski sudah beberapa kali terjadi hujan.

Menurut pakar meteorologi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Edvin Aldrian, hal ini berkaitan dengan dampak perubahan iklim yang memperparah fenomena El Nino.

"Musim kemarau makin panjang, musim hujan makin pendek. Bisa hujan deras, besoknya gantian panas terik," beber Edvin melalui siaran pers. 

Edvin kemudian menyimpulkan puncak kemarau masih berlangsung di Desember, bahkan bisa berlanjut sampai awal Januari 2024.

"Sempat panas terik beberapa minggu yang lalu, kini Senin 25 Desember mulai mendung dan hujan lagi. Di beberapa wilayah lain di nusantara justru mengalami banjir," tutur Edvin.

"Hal ini disebabkan fenomena El Nino yang dampaknya makin parah akibat perubahan iklim. Hawa panas masih sangat terasa. Saat ini belum musim hujan. Kita masih berada di tengah musim kemarau yang memanjang," sambungnya.

Suhu panas yang dirasakan banyak warga disebutnya bisa lebih tinggi dari yang diperkirakan akibat El Nino. Dirinya mencontohkan, saat di Arab Saudi suhu terasa panas di angka 31 derajat Celcius, bisa jadi angka suhu asli berada di 36 sampai 37 derajat Celcius.

"Jika kita merasa suhu 36 derajat, tetapi karena dampak El Nino, suhu sesungguhnya adalah 38-39 derajat."

Sebagai gambaran, fenomena El Nino merupakan kenaikan rata-rata suhu air laut Samudra Pasifik di atas normal, imbasnya curah hujan berkurang dan musim kemarau terus memanjang. Di Indonesia, hal tersebut sudah berlangsung selama beberapa tahun lalu.

"Dan terus bertransisi," pungkasnya.


Editor : Qurrota A'yun



Previous Post Next Post