Studi: Minum Alkohol Bikin Otak Menyusut

Daily Trend - Studi menemukan bahwa bagi orang-orang dengan gangguan penggunaan alkohol, mengurangi konsumsi alkohol dapat membantu dalam hal kesehatan otak. Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal Alcohol: Clinical and Experimental Research pada 14 Oktober 2023.

Menurut National Institute on Alcohol Abuse and Alcoholism, orang dengan gangguan penggunaan alkohol atau alcohol use disorder (AUD) memiliki kelainan otak. Kondisi ini membuat mereka tidak mampu menghentikan atau mengendalikan penggunaan alkohol meskipun berdampak negatif pada hubungan, kesehatan, atau pekerjaan.

Namun, para peneliti menemukan bahwa ketika orang dengan AUD mengurangi alkohol atau berhenti meminumnya secara total, mereka memiliki volume otak yang lebih besar di wilayah tertentu dibandingkan orang yang minum alkohol lebih banyak.

Selain itu, ketika kembali ke tingkat konsumsi alkohol yang berisiko rendah—tidak lebih dari 3 gelas per hari untuk laki-laki atau 1,5 gelas untuk perempuan—volume wilayah otak tersebut lebih mirip dengan orang yang tidak minum alkohol sama sekali.

Para peneliti berpendapat, mengingat sulitnya untuk berhenti total, mengurangi konsumsi alkohol mungkin merupakan tujuan yang lebih bisa dilakukan bagi sebagian orang.

Mengurangi konsumsi alkohol, meningkatkan kesehatan otak

Dalam studinya, para peneliti mengumpulkan data dari 68 orang berusia 28 hingga 70 tahun yang menderita AUD. Para peserta dipasangkan dengan kelompok kontrol yang terdiri dari 34 orang dengan usia yang sama, bukan peminum atau peminum ringan.

Untuk menilai kesehatan otak responden, tim peneliti menggunakan magnetic resonance imaging (MRI) untuk membandingkan volume korteks di berbagai wilayah otak.

Mereka mengamati orang-orang yang menjalani pengobatan dan berhenti minum atau kembali minum alkohol dan berada pada tingkat risiko rendah. Sementara yang rutin minum, berada pada tingkat risiko yang lebih tinggi.

Sekitar delapan bulan setelah mereka memulai pengobatan, peminum berisiko tinggi memiliki volume otak yang yang mengecil pada 12 dari 13 wilayah otak jika dibandingkan dengan kelompok kontrol. Sementara itu, peminum berisiko rendah memiliki volume pengecilan yang lebih sedikit, yaitu 9 dari 13 wilayah. Orang yang tidak minum alkohol sama sekali hanya mengalami penurunan volume otak di 6 titik dari 13 wilayah.

Para peneliti menemukan bahwa peminum berisiko tinggi memiliki volume otak lebih sedikit dibandingkan bukan peminum di 4 wilayah frontal tertentu serta wilayah kortikal fusiform dan precentral. Sebaliknya, peminum berisiko rendah memiliki perbedaan signifikan dengan bukan peminum pada korteks frontal tengah precentral dan rostral.

Peneliti mencatat bahwa daerah frontal otak memainkan beberapa peran penting, termasuk pengambilan keputusan, pengaturan emosi, dan memori kerja. Volume yang lebih sedikit di wilayah-wilayah ini dapat membuat peminum alkohol kurang mampu menjalankan fungsi-fungsi tersebut.


Editor : Qurrota A'yun



Previous Post Next Post