Referendum Tetangga RI Tentukan Masa Depan, Cek Faktanya

Daily Trend - Warga Australia siap memulai sebuah referendum publik untuk pengambilan keputusan mengenai pengesahan suara masyarakat adat di Parlemen. Adapun pemungutan suara sendiri mulai digelar pada Sabtu (14/10/2023) waktu setempat.

Suara Masyarakat Adat Parlemen direkomendasikan oleh sebuah dokumen bersejarah pada 2017 yang disebut Pernyataan Uluru. Disusun oleh lebih dari 250 pemimpin masyarakat adat, pernyataan ini dianggap sebagai seruan terbaik untuk melakukan reformasi terhadap isu-isu yang berdampak pada hak dan pengakuan warga pribumi.

Adapun, jika disetujui maka reformasi tersebut akan mengakui masyarakat Aborigin dan Penduduk Pribumi Selat Torres dalam konstitusi negara tersebut dan membentuk badan permanen bagi mereka untuk memberikan masukan kepada pemerintah.

Bagi yang mendukung, mengatakan bahwa hal ini akan memberikan hasil yang lebih baik bagi masyarakat Aborigin dan Penduduk Pribumi Selat Torres. Terutama yang mempunyai harapan hidup lebih rendah, dan hasil kesehatan dan pendidikan yang jauh lebih buruk dibandingkan warga Australia lainnya.

Sementara, bagi mereka yang menentang berpendapat bahwa suara tersebut sebagian besar merupakan isyarat simbolis yang akan gagal dalam mewujudkan perubahan. Hal tersebut juga dapat melemahkan struktur pemerintahan Australia yang ada.

Agar referendum berhasil, mayoritas warga Australia harus memilih YA, namun dukungan mayoritas juga diperlukan di setidaknya empat dari enam negara bagian Australia.

Jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan penurunan yang stabil dalam dukungan publik terhadap Suara Masyarakat Adat, namun sebuah jajak pendapat pada hari Selasa menunjukkan kubu YA untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan.

Meski demikian, warga Australia kemungkinan besar akan menolak usulan untuk mengakui masyarakat adat di negara tersebut secara konstitusional dalam referendum. Hal ini disampaikan salah satu jajak pendapat terakhir jelang pemungutan suara.


Diketahui warga Australia harus memilih 'Ya' atau 'Tidak' untuk mengubah konstitusi yang telah berusia 122 tahun pada Sabtu mendatang.

Nantinya keputusan ini akan mempengaruhi rencana pengakuan masyarakat Aborigin dan Kepulauan Selat Torres, dan membentuk sebuah badan, yang disebut Suara untuk Parlemen, yang dapat memberikan hak untuk warga Aborigin dan Kepulauan Selat Torres dalam pemerintahan.

Jajak pendapat terakhir kami menunjukkan kemenangan besar 'Tidak' - dengan hampir enam dari 10 pemilih berniat memberikan suara 'Tidak'," kata Amir Daftari, Direktur Polling dan Penelitian Akademik YouGov, seperti dikutip Reuters, Sabtu (14/10/2023).


Analisis terperinci kami menunjukkan bahwa sangat kecil kemungkinannya 'Ya' akan menang di mana pun selain sejumlah kursi dalam kota metropolitan."

Jajak pendapat menunjukkan jawaban 'Ya' lebih banyak di kalangan generasi muda, sementara pemilih yang lebih tua sebagian besar memilih 'Tidak'.

Sejauh ini lebih dari 4 juta orang telah memberikan suara mereka setelah pemungutan suara awal dimulai pada 2 Oktober.

Dengan kurang dari dua hari tersisa sebelum hari pemungutan suara pada 14 Oktober, mereka yang menentang proposal tersebut memimpin kubu 'Ya' dengan selisih 56% berbanding 38%, menurut jajak pendapat terakhir YouGov yang diterbitkan pada Kamis. Sekitar 6% dari mereka yang disurvei masih ragu-ragu. Yougov menyurvei 1.519 pemilih untuk survei tersebut.

Sebagai informasi, penduduk asli Australia yang berjumlah sekitar 3,8% dari 26 juta penduduk negara itu, telah mendiami wilayah tersebut selama sekitar 60.000 tahun, namun tidak disebutkan dalam konstitusi.

Dukungan terhadap referendum tersebut, yang merupakan referendum pertama sejak para pemilih menolak proposal pembentukan republik pada tahun 1999, telah surut dalam beberapa bulan terakhir.

Para pendukung berpendapat suara tersebut akan membawa kemajuan bagi penduduk asli Australia, sementara beberapa penentang mengatakan memasukkan satu kelompok ke dalam konstitusi akan menimbulkan perpecahan.

Previous Post Next Post