Daily Trend -
Di dalam merekrut karyawan, setelah pasang iklan di media massa dan surat lamaran sudah masuk, HRD memanggil pelamar yang potensial untuk melakukan tes wawancara. Selain ingin tahu penampilan fisik si pelamar, juga ingin mengenali kepribadian dari masing-masing pelamar. Tentu saja yang dicari adalah calon karyawan yang jujur, amanah, serta penuh dedikasi. Toh, seiring waktu setelah menjadi karyawan, seringkali ada yang perilakunya berubah, jadi pemalas, jadi biang onar, suka berkata kasar, jadi temperamental, dan sebagainya yang sangat mengganggu kinerja perusahaan. Hal ini jika dibiarkan, apalagi jika perilaku negatif tersebut menular kepada yang lain, akan sangat merugikan perusahaan. Bisa jadi karyawan tersebut kesehatan mentalnya mengalami gangguan.
“Jangan angggap remeh jika karyawan Anda perilakunya berubah, sering membuat ulah, jadi temperamental, kemungkinan besar dia mengalami gangguan kesehatan mental, dan itu akan menurunkan produktivitas perusahaan. Untuk itu diperlukan program konseling karyawan agar kondisi psikis karyawan agar tetap sehat,” ujar Arnita Kusumaningrum, CEO Bipi Consulting.
Banyak faktor yang membuat kesehatan mental karyawan terganggu, misalnya karena beban pekerjaan yang terlalu berat, kondisi lingkungan kerja yang tidak membuat nyaman, bisa pula karena bullying di tempat kerja, atau hubungan antar-karyawan yang saling menjatuhkan. Gangguan psikis yang dialami karyawan harus disadari oleh pihak perusahaan karena jika ada saja salah satu karyawan yang kondisi psikisnya terganggu maka sangat mempengaruhi kinerja karyawan secara keseluruhan. Apalagi bagi mereka yang bekerja di pabrik, lebih rentan mengalami gangguan kesehatan mental karena banyak tekanan, menghadapi mandor yang marah karena target yang harus diselesaikan meleset. Ada banyak faktor yang membuat karyawan punya gangguan kesehatan mental, termasuk karena ada permasalahan di rumah tangganya, entah terkait dengan istrinya, anaknya, atau yang lain.
Untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan program konseling karyawan di perusahaan guna menjaga kondisi psikis karyawan agar tetap sehat. Dengan adanya program konseling karyawan maka permasalahan mereka dapat diurai dan
dibenahi agar keseimbangan hidup mereka terjaga sehingga menurunkan stress. Bukan hanya itu saja, program konseling karyawan juga bisa membantu karyawan memilih gaya hidup yang lebih baik sehingga terhindar dari kecemasan yang tinggi dan kinerjanya maksimal.
“Perusahaan harus memperhatikan kesehatan mental karyawannya, baik dengan konseling, coaching, konsultasi, maupun mentoring, dan meskipun keempat program yang akan disajikan itu berbeda, tetapi empat program itu sama-sama mendengarkan apa yang dibutuhkan karyawan,” tambahnya.
Mengapa program konseling karyawan sangat diperlukan? Bagi karyawan bisa membantu mengurai penyebab stress, membantu membimbing dalam menghadapi masalah, membantu memecahkan permasalahan yang dihadapinya dan memberikan pilihan solusi yang efektif bagi permasalahannya sehingga stress berkurang dan performa kerjanya meningkat. Lalu apa untungnya bagi perusahaan? Program konseling karyawan akan memberikan data tentang beban pekerjaan setiap karyawan sehingga dapat dijadikan referensi untuk memperbaiki job description di setiap posisi, membantu perusahaan dalam pengambilan keputusan yang penting karena perusahaan akan mendapatkan identifikasi dari hasil konseling sehingga permasalahan akan dapat diselesaikan segera sebelum membesar, membantu dalam pencegahan karyawan keluar kerja secara tiba-tiba karena program konseling karyawan tersebut akan membantu karyawan mengelola stress dalam menghadapi pekerjaan, sehingga akan menurunkan burnout, ketidakhadiran, hingga resign mendadak, dan membantu perusahaan memahami problema karyawan di lingkungan kerja dan problema pribadinya yang berdampak pada kinerjanya.