Bayi dengan DNA dari Tiga Orang Lahir di Inggris Melalui Fertilisasi In Vitro


Daily Trend - Sebuah terobosan medis telah terjadi di Inggris dengan kelahiran seorang bayi yang memiliki DNA dari tiga orang yang berbeda. Bayi ini dikandung melalui teknik fertilisasi in vitro (IVF) terbaru yang bertujuan untuk mencegah penyakit mitokondria yang seringkali berakibat fatal.

Menurut laporan dari Insider, teknik IVF ini memungkinkan pembawa mutasi mitokondria untuk mengandung dan melahirkan bayi dengan DNA mereka sendiri, sementara mencegah penyakit mitokondria diturunkan. Bayi tersebut memiliki DNA dari sang ibu, ayah, dan seorang donor wanita.

Pendonor mitokondria ini tidak dianggap sebagai orang tua dari bayi. Profesor Doug Turnbull, kepala pusat penelitian di Newcastle yang memimpin penelitian ini, menjelaskan bahwa mitokondria tidak memengaruhi kepribadian, penampilan, atau karakteristik bayi. Faktanya, DNA yang disumbangkan oleh pendonor hanya sekitar 0,1 persen dari keseluruhan DNA bayi.

Terobosan ini menjadi harapan bagi mereka yang menderita penyakit mitokondria, yang hingga saat ini belum memiliki obat atau perawatan yang sangat efektif. Penyakit ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius seperti kejang, masalah jantung, gangguan penglihatan dan pendengaran, serta gangguan fungsi ginjal.

Mitokondria adalah kompartemen kecil di dalam sel yang berfungsi untuk menghasilkan energi. Ketika mitokondria tidak berfungsi dengan baik, masalah kesehatan dapat timbul. Untuk mencegah masalah ini, Turnbull dan rekan-rekannya mengembangkan teknik pengobatan donasi mitokondria atau terapi penggantian mitokondria. Teknik ini melibatkan pertukaran inti sel telur donor yang sehat dengan inti sel telur ibu sebelum pembuahan dengan sperma ayah. Dengan cara ini, mitokondria yang sehat tetap utuh, sementara sebagian besar informasi genetik bayi berasal dari orang tuanya. Embrio yang dihasilkan kemudian ditanamkan ke dalam rahim sang ibu.

Prosedur ini, meskipun dianggap sebagai terobosan dalam mencegah penyakit mitokondria, juga telah menimbulkan kontroversi karena melibatkan penghancuran embrio dan dianggap sebagai modifikasi genetik.

Diharapkan bahwa perkembangan ini akan memberikan harapan bagi individu yang menderita penyakit mitokondria dan memberikan mereka kesempatan untuk memiliki anak dengan risiko penyakit yang lebih rendah. Namun, penting untuk terus mengevaluasi etika dan implikasi jangka panjang dari teknik ini seiring dengan kemajuan ilmiah yang lebih lanjut.

Previous Post Next Post