Daily Trend - Bentrokan terjadi antara polisi Israel dan warga Palestina di dalam Masjid Al-Aqsa, situs tersuci ketiga Islam, ketika warga sedang beribadah pada waktu subuh, Rabu waktu setempat. Peristiwa ini memicu baku tembak roket dan serangan udara militer, yang menimbulkan kekhawatiran akan eskalasi lebih lanjut. Kecaman datang dari banyak pihak, termasuk Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby, sementara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengutuk keras kekerasan tersebut.
Liga Arab mengadakan pertemuan darurat, dengan Yordania meminta pasukan Israel segera meninggalkan kompleks Al-Aqsa. Sementara Uni Emirat Arab dan Maroko menekankan perlunya menghindari langkah-langkah dan pelanggaran yang akan merusak peluang perdamaian di kawasan tersebut. Qatar memperingatkan bahwa praktik Israel akan berdampak serius pada keamanan dan stabilitas di kawasan.
Dalam video yang beredar, polisi bersenjata dengan perlengkapan anti huru-hara menyerbu aula Masjid Al-Aqsa. Mereka berdalih hendak mengusir "pemuda pelanggar hukum dan agitator bertopeng" yang dikatakan telah membarikade diri di dalam masjid. Namun, saksi dari Palestina mengatakan bahwa polisi Israel yang bersenjatakan pentungan, melempar granat gas air mata dan bom asap, serta memukul wanita dan pria yang beribadah di sana.
Konflik antara Israel dan Palestina telah meningkat sejak pemerintahan baru Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengambil alih kekuasaan pada bulan Desember. Netanyahu dan koalisinya dikenal sebagai kelompok ekstrem kanan dan Yahudi ultra-Ortodoks. Konflik tersebut telah merenggut banyak nyawa, termasuk 91 warga Palestina, 15 warga Israel, dan satu warga Ukraina sepanjang tahun ini.